Search
Close this search box.
Tari Saman Akan Puna, Mitos atau Fakta?
Tari Saman Akan Puna, Mitos atau Fakta?

Tari Saman Akan Puna, Mitos atau Fakta?

Seni dan Budaya
4 Juli 2025

BANDUNG, SUAR MAHASISWA AWARD — Tari Saman adalah salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang berasal dari Suku Gayo, Aceh, tepatnya di Kabupaten Gayo Lues.

Tari ini diciptakan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang pada abad ke-17 menggunakan seni tari sebagai media dakwah Islam.

Awalnya, Tari Saman dipertunjukkan sebagai bagian dari perayaan keagamaan atau peristiwa penting di masyarakat Gayo, seperti peringatan Maulid Nabi.

Gerakan Tari Saman terkenal dengan pola duduk berbaris rapat, gerak tangan yang cepat, serta nyanyian syair berbahasa Gayo yang sarat akan petuah moral.

Pada 2011, UNESCO menetapkan Tari Saman sebagai Warisan Budaya Tak Benda yang Memerlukan Perlindungan Mendesak. Status ini membuat Tari Saman makin mendunia, tetapi juga menimbulkan pertanyaan, apakah Tari Saman benar-benar terancam punah?

Beberapa tahun terakhir, isu kepunahan Tari Saman sering muncul di berbagai media. Misalnya, pada 2017, Kompas.com menulis bahwa Tari Saman terancam punah akibat berkurangnya generasi muda yang mau belajar, serta kurangnya regenerasi pelatih di Gayo Lues.

Selain itu, BBC Indonesia (2022) juga memberitakan keresahan masyarakat adat Gayo, Tari Saman makin sering dipertontonkan secara massal untuk festival, tapi nilai sakral dan pembinaan di komunitas adatnya mulai berkurang.

Beberapa jurnal, seperti Jurnal Ilmu Budaya (2021), juga menyebut bahwa globalisasi membuat banyak anak muda lebih tertarik pada budaya populer dibanding melestarikan Tari Saman.

UNESCO benar-benar memberi status Memerlukan Perlindungan Mendesak, artinya Tari Saman memang rentan punah jika tidak ada pelestarian berkelanjutan. Sulitnya regenerasi penari Saman dan kurangnya pelatih, masih menjadi tantangan yang nyata bagi warisan budaya yang satu ini. Era yang sudah di Modernisasi juga membuat banyak anak muda Gayo merantau ke kota, sehingga kelompok tari di desa berkurang.

Namun, nyatanya Tari Saman belum benar-benar punah, Tari Saman masih aktif dibawakan di sekolah-sekolah, festival, hingga rekor MURI untuk penari Saman terbanyak yaitu sekitar 1.000 – 12.000 penari, selain itu ada banyak komunitas yang membentuk sanggar Tari Saman di luar Aceh, bahkan di luar negeri.

Maka dari itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, harus mengantisipasinya dari kepunahan, Solusi yang dapat kita lakukan adalah Belajar & Mengajarkan, artinya Sekolah dan sanggar tari di luar Aceh bisa membuka kelas Tari Saman dengan mendatangkan pelatih asli.

Dukungan yang kuat dari pemerintah daerah dan pusat terutama pada kebijakan insentif pelatih lokal, yang mungkin dapat menjadi solusi untuk regenerasi pelatih Tari Saman di era sekarang. Festival Tari Saman yang selalu diadakan secara rutin dengan konteks budaya, bukan sekadar lomba massal, juga dapat dapat mempertahankan Tari Saman beserta nilai filosofinya sekaligus.

Selain itu, membuat konten Tari Saman Media Sosial juga dapat dijadikan sarana untuk menarik perhatian generasi muda yang sudah bergantung kepada media sosial, Dengan demikian, Tari Saman akan tetap hidup, lestari, dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Penulis: 

Manari Nanda

0 Suka

4
Bagikan

Artikel Terkait 

1000066614
FBE058A6-282E-40E5-96D1-E5A4C6CC5A57
MORIARTY-THE-PATRIOT-1