SURAKARATA, SUAR MAHASIWA AWARDS — Perkembangan tekhnologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek, terutama media sosial yang telah mengubah banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Dunia seni tradisional tidak luput dari perkembangan tekhnologi digital ini, media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok kini bukan hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi, melainkan menjadi media untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya.
Pesindhen yang biasanya mengiringi pertunjukan wayang kini gencar menggunakan media sosial untuk dikenal lebih luas. Melalui media sosial, sinden dapat membagikan penampilan dan ketrampilan mereka, media sosial juga mereka gunakan untuk mengajarkan tembang-tembang dan berinteraksi dengan penggemar dari berbagai daerah bahkan negara.
Penggunaan media sosial tentunya terdapat tantangan dibalik kelebihan dan kecepatannya, seperti berkurangnya interaksi langsung yang biasa terjadi dalam pembelajaran tembang-tembang sehingga beresiko penyalahgunaan karya seni. Kendati demikian, penting untuk memahami pengaruh media sosial di kehidupan sinden, baik dari sisi peluang maupun tantangannya.
Media sosial memungkinkan sinden untuk memperkenalkan tampilan dan ketrampilan mereka ke penonton yang jauh lebih luas dan waktu yang cepat dibandingkan dengan cara tradisional. Cara tradisional yaitu setiap pagelaran wayang kulit, penonton harus datang jika ingin menonton seorang sinden.
Tentunya hal itu menyita waktu dan jangkauan sinden tidak seluas menggunakan media sosial. Melalui sosial media seperti YouTube dan Instagram, sinden dapat mengunggah video penampilan maupun ketrampilan mereka, sehingga orang dari berbagai daerah bahkan negara laindapat mengenal dan mengapresiasi penampilan sinden dari jauh. Tentunya dalam hal ini pengaruh sosial media di kehidupan sinden sangat membantu dalam melestarikan budaya tradisional.
Interaksi antara sinden dan penikmat seni biasanya terjadi secara langsung di panggung atau saat latihan. Pengaruh media sosial menjadi jembatan solusi untuk saat ini, sinden dapat berkomunikasi langsung dengan penggemar melalui komentar, pesan, atau ketika sinden melakukan live streaming.
Hal itu menjadikan hubungan antara sinden dan penikmat seni menjadi lebih dekat dan lebih cepat, serta membuka kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman secara lebih mudah dan cepat. Chatbot bertenaga AI memungkinkan sinden atau manajer sinden memberikan respon cepat terhadap pertanyaan atau komentar penggemar secara otomatis. Hal ini dapat menjaga komunikasi tetap lancar dan meningkatkan kepuasan serta keterlibatan penonton.
Peluang inovasi sinden juga terdorong dengan adanya media sosial. Banyak sinden yang mulai menggabungkan unsur tradisional dengan gaya modern agar lebih menarik generasi muda. Selain itu, media sosial memudahkan kolaborasi dengan musisi atau seniman lain, baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga menciptakan karya yang lebih beragam dan segar.
Sinden saat ini menggunakan kebaya dan jarik dengan motif yang kekinian, hal itu adalah salah satu efek perkembangan sosial media pada sinden khususnya bagian kostum. Sinden umumnya tergabung dalam sebuah grup atau komunitas awam disebut rombongan wayang.
Selain itu, sinden dapat bergabung dalam komunitas online yang memiliki minat dan nilai yang sama, hal ini memperkuat identitas kolektif sekaligus memberikan dukungan sosial yang penting dalam perjalanan karir seorang sinden.
Algoritma AI di media sosial dengan menganalisis preferensi pengguna dan menyesuaikan konten yang muncul di feed mereka. Hal ini memungkinkan konten sinden lebih mudah ditemukan oleh orang-orang yang minat terhadap seni tradisional atau karawitan, sehingga memperbesar peluang sinden mendapatkan pengikut dan keterlibatan yang tinggi.
Peran media sosial membantu sinden untuk membangun identitas dan reputasi secara online. Konsistensi dalam membagikan karya melalui media sosial dan cerita, sinden dapat dikenal lebih luas dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat.
Tindakan dalam membangun personal branding tersebut bisa membuka peluang untuk mendapatkan tawaran pertunjukan, pelatihan atau sponsor yang jika dilakukan tanpa media sosial sangat sulit. Melalui profil pengguna, unggahan foto, video penampilan, dan cerita yang tersedia di aplikasi, sinden dapat menampilkan versi dirinya yang ingin dikenal publik.
Sinden umumnya akan memilih momen terbaik dan menggunakan narasi tertentu untuk membangun citra diri yang profesional dan menarik. Seperti yang disinggung, pembangunan personal branding dalam diri sinden sangat penting untuk membangun reputasi dan citra diri secara konsisten.
Tindakan upload dengan konten yang rutin dan terarah menjadikan sinden dikenal sebagai seniman yang autentik dan berkompeten dalam bidangnya, sehingga meningkatkan peluang pengkut yang lebih banyak. Filter yang tersedia di platform media sosial juga mendukung identitas pribadi sinden di media sosial agar terlihat lebih menarik dan sesuai dengan citra yang mereka bangun.
Penggunaan filter yang tersedia di platform media sosial oleh sinden, menjadikan menonjolnya aspke positif dari penampilan dan karya seni mereka dan mengurangi kekurangan yang mungkin ada. Kendati demikian, tindakan tersebut mereka lakukan untuk membangun versi ideal dari diri seorang sinden yang sering kali berbeda dari kondisi saat di luar panggung.
Gaya visual seorang sinden umumnya berbeda antara individu satu dengan yang lain, hal ini dikarenakan untuk mempermudah pengikut atau penikmat seni dalam mengenali invidu sinden. Gaya visual seorang sinden akan keluar secara alami ketika sedang berada di atas panggung dengan menonjolkan keunikan dan ketrampilan, misalnya soerang sinden akan menonjolkan teknik vocal dengan penggambaran ekspresi wajah yang kuat. Fungsi filter yaitu membantu penonton lebih fokus pada keunggulan tersebut.
Meski banyak manfaat perkembangan sosial media di kehidupan sinden, media sosial juga membawa tantangan bagi sinden. Salah satunya berkurangnya interaksi langsung yang selama ini menjadi cara utama belajar dan melestarikan seni vocal sinden. Kebebasan berkomentar pada media sosial dapat mempengaruhi mental dan kepercayaan diri sinden.
Hal yang riskan adalah semakin besarnya resiko karya seni yang disalahgunakan atau diunggah ulang tanpa izin, jika hal itu terjadi tentunya akan merugikan seniman yang telah membuat karya tersebut. tekanan untuk mengikuti tren digital juga terkadang membuat sinden harus menyesuaikan gaya mereka yang berpotensi mengurangi keaslian seni tradisional.
Kehadiran AI dalam kehidupan sinden juga menimbulkan persaingan sesama profesi semakin ketat, semakin bertambahnya sinden yang menggunakan AI akan semakin bertambah juga hasil konten dari masing-masing individu. Selain itu, sinden akan ada ketergantungan pada teknologi AI yang dapat mengurangi sentuhan pribadi dan keaslian dalam karya seni.
Selain itu, ketergantungan AI dapat mengurangi interaksi manusia yang autentik, aspek penting dalam membangun kepercayaan dan kedekatan emosional antara sinden dan penggemar. Perkembangan AI yang cepat belum diikuti regulasi yang kuat dan jelas, sehingga penggunaan AI khususnya oleh seorang sinden di media sosial bisa menghadapi risiko hukum atu pengasuhan tanpa perlindungan yang memadai.
Beberapa kasus sinden menghadapi tekanan untuk mengikuti tren atau konten yang sedang populer di media sosial, seperti video pendek atau gaya penyajian vocal sinden. Hal tersebut umumnya terjadi karena faktor usia dan keterbatasan spesifikasi perangkat yang dipakai.
Keterbatasan literasi digital juga menjadi faktor utama tertinggalnya mengikuti tren atau konten, tidak semua sinden memiliki kemampuan atau pengetahuan yang cukup dalam menggunakan teknologi digital dan media sosial secara efektif. Kurangnya literasi digital ini dapat membuat mereka rentan terhadap perlindungan data pribadi atau kesalahan dalam mengelola konten online.
Media sosial bisa membawa resiko pada seorang sinden terkait dengan privasi dan keamanan data pribadi. Sinden harus berhati-hati dalam membagikan agar tidak disalahgunakan, tertama dalam menangani potensi pencurian identitas. Kesenjangan akses digital dan akses teknologi juga dirasakan oleh seorang sinden ketika pentas di daerah terpencil atau kediaman sinden tersebut berada di wilayah susah sinyal. Efek susahnya sinyal menjadikan pemanfaatan media sosial menjadi tertabatas dan tidak optimal untuk promosi dan interaksi.
Media sosial sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sinden saat ini. Melalui media sosial, seorang sinden bisa lebih mudah memperkenalkan seni tradisional mereka ke banyak orang, bahkan sampai ke luar daerah atau ke luar negara.
Mereka juga busa membangun hubungan dengan penggemar dan berkreasi dengan cara yang lebih modern. Kendati demikian, media sosial juga membawa tantangan, seperti harus mengikuti tren yang sedang populer dan resiko karya mereka disalahgunakan. Selain itu, interaksi langsung yang biasa terjadi dalam belajar dan pertunjukan seni tradisional menjadi berkurang.
Sinden perlu menggunakan media sosail dengan bijak, tetap menjaga nilai-nilai budaya asli, di samping itu sinden bisa berinovasi agar seni tetap hidup dan disukai banyak orang di tengah gencarnya perkembangan teknologi. Cara ini memungkinkan media sosial bisa membantu melestarikan dan mengembangkan seni tradisional untuk masa depan.
Penulis:
Mahammad Achlan Fauzi